Ilmu Planologi

Ilmu Planologi
Planologi adalah nama lain dari ilmu Perencanaan Wilayah dan Tata Kota (PWK). Kenapa harus ada ilmu ini?

Jumat, 15 Juli 2011

Persepsi dan Preferensi Dalam Perencanaan Tapak

       Perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia.
       Faktor lingkungan alam merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi, tanah, tumbuhan (vegetasi), dan bentuk-bentuk kehidupan yang saling mempengaruhi dan membentuk suatu komunitas yang saling menyesuaikan diri dan berkembang bila lingkungan berubah. Kegiatan manusia merupakan bagian penting dari sistem ekologi ini. Karena itu dalam pembangunan yang menjadi persoalan ialah bagaimana mempertahankan keselarasan dan tidak melampaui kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang kegiatan manusia. Suatu rancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia di samping  menonjolkan potensi  tapak yang alami.
       Faktor lingkungan buatan manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur  kota yang dibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Kedua perspektif ini saling mempengaruhi. Seringkali dalam tata lingkungan terjadi  pelanggaran faktor lingkungan alam yang disengaja. Kota memiliki berbagai sistem prasarana yang luas untuk air, energi listrik, transportasi, saluran pembuangan air hujan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam perencanaan dan perancangan tapak dikaji bagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai sistem lingkungan binaan manusia ini. Jadi perencanaan dan perancangan tapak meliputi hubungan dengan sistem alam maupun dengan sistem buatan manusia, di perkotaan maupun di area yang jauh dari perkotaan.
        Dalam perencanaan tapak (site planning), seperti dalam pemecahan persoalan arsitektur dalam skala yang lain, diperlukan proses yang rasional dan kritis. Walaupun proses yang diperlihatkan disini tampaknya linear tapi dalam kenyataannya proses ini berulang. Contohnya, sekalipun preferensi klien menentukan sasaran atau tujuan pokok, hal ini dapat berubah sampai analisis tapak bangunan diselesaikan dengan diidentifikasikannya potensi-potensi tapak, kendala-kendala, dan disusunnya konsep-konsep rancangan. Secara bersamaan, analisis tapak baru dapat dilaksanakan sesudah sasaran atau tujuan pokok ditetapkan. Demikian pula analisis tapak dan pengembangan program sesuai  tujuan sampai penyusunan konsep setelah alternatif terpilih berkaitan secara keseluruhan.
       Tanggung jawab utama arsitek terletak pada perancangan bangunan ruang tertutup untuk kegiatan manusia. Tetapi bangunan selalu terletak di atas tapak,  dalam konteks ruang, perilaku dan persepsi manusia. Jadi arsitek mempunyai tanggung jawab langsung untuk merencanakan program hubungan antara rancangan bangunan dan lokasi tapak serta lingkungannya.
       Seorang arsitek dengan pendidikan dan keterampilan serta pengalaman yang dimiliki  harus persepsi dan dapat merangkum persepsi serta preferensi owner dan orang-orang yang akan menggunakan hasil karyanya. Dia juga harus memiliki kemampuan untuk memahami dan memilah persepsi yang terbentuk sehingga hasil karyanya dapat diterima oleh owner maupun masyarakat disekitar tapak yang dikelolanya.
       Menurut Sekuler dan Blake (1994:7) dengan mempelajari persepsi seseorang dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang berbahaya pada lingkungan serta memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan pengamatan panca indranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar